Sabtu, 29 September 2012

KISAH MOTIVASI PENUH HIKMAH ISLAMI Keteladanan Umar bin Abdul Aziz




Khalifah Umar bin Abdul Aziz di kenal sebagai pemimpin yang paling di senangi rakyatnya. Banyak ahli sejarah menjulikinya dengan khulafaur Rasyidin ke lima. Saat menjadi Khlifah, umar pernah mengambil paksa harta yang di manfaatkan keluarga khalifah karena melakukan abuse of power  (penyalahgunaan kekuasaan) dan menyerahkannya ke baitul mal.
Umar juga membuat kebijakan menghapus pegawai pribadi bagi khaliifah. Umar menekankan terjadinya kedekatan hubungan antar pejabat dan rakyat. Umar juga berhasil menciptakan kemakmuran. Hal itu tergambar dari sulitnya mencari penerima zakat sehingga harta negara yang berasal dari zakat sampai menggunung. Menariknya, meskipun rakyat hidup makmur, umar tetap hidup sederhana. Ia pernah membuat petugas protokoler terkejut. Pasalnya, umar menolak kendaraan dinas karena memilih binatang tunggangan miliknya sendiri.
Saat umar sakit, Maslamah bin Abdul Malik datang menjenguyaknya. Maslamah melihat pakaian umarsangat kotor. Ia bertanya kepada Fatimah, istri Umar, “Tidakkah engkau mencuci bajunnya?” Fatimah menjawab, “Demi Allah, dia tidak memiliki pakaian lain, kecuali yang di pakainya.”
Suatu katika, Umar memanggil istrinya yang memiliki banyak  perhiasan pemberian ayahnya. “Wahai istriku, pilihlah olehmu, kamu kembalikan perhiasan ini kebaitulmal atau kamu izinkan saya meninggalkan kamu untuk selamanya. Aku tidak suka bila aku, kamu, dan perhiasan ini ada dalam satu rumah. “Fatimah menjawab, “saya memilih kamu daripada perhiasan-perhiasan ini.”
Umar juga di kenal jujur dan bersih. Di riwayatkan Amr bin Muhajir, suatu hari salah seorang anggota keluarganya memberi apel. Umar lantas berkata, “Alangkah harum aromanya. Wahai pelayan, kembalikan apel ini kepada si pemberi dan sampaikan salam saya kepadanya bahwa hadiah yang di kirim telah sampai. “Amr bertanya, “Mengapa pemberian hadiah dari orang yang masih ada hubungan kekerabatan di tolak? Padahal, Rasulullah SAW juga menerima hadiah. “Umar menjawab, “sesungguhnya, hadiah yang di berikan kepada Rasulullah adalah benar-benar hadiah, sedangkan yang di berikan kepadaku adalah suap.”
Dalam situasi indonesia seperti ini, keteladanan Umar patut di contoh. Pertama, hidup sejahtera adalah hak setiap warga negara. Islam menganut prinsip keadilan, tidak ada orang miskin di tengah orang kaya. Kedua, seorang pemimpin harus menjaga amanah rakyat. Karena itu, penyalahgunaan kekuasaan harus di hindari demi terciptanya bangsa yang makmur, sejahtera, dan damai.
Ketiga, kedekatan hubungan antara pemimpin dan rakyat harus di bangun antara pemimpin dan rakyat perlu di bangun agar aspirasi rakyat bisa di terima langsung oleh pemimpin. Keempat, di tengah ekonomi yang sedang terpuruk, pejabat  negara perlu menjaga perasaan rakyat. Sebagai khalifah, umar memilih hidup sederhanadengan kendaraan dan pakaian yang sederhana.
Kelima, di tengah maraknya kasus korupsi, umar memberi teladan bahwa pemimpin harus selalu bersih dan selalu memegang perinsip kejujuran. Keenam, kekayaan seseorang tidak bisa di jadikan dasar dalam menentukan strata sosial seseorang adalah sejauh mana orang itu memiliki ke salehan sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar